Nama : Herni Arinda Putri
Kelas : 4H PAI
Makul : Magang 1
Assalamu'alaikum sahabat... Baiklah kali ini aku akan menjelaskan kan atau memberi info tentang karakteristik peserta didik di pondok pesantren, ada yang tau? Yuk disimak pembahasan nya
Manfred Ziamek juga menyebutkan bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pesantrian berarti ”tempat santri”, selain itu masih ada beberapa pendapat tentang asal-muasal ”pesanten”. Prof. John berpendapat bahwa asal kata pesantren barasal dari terma ”santri” dari bahasa tamil yang berarti guru mengaji. Pedapat lain dikatakan C.C. Berg, terma santri berasal dari bahasa india ”sastri”yang berarti orang yang tahu buku-buku suci. Tetapi menurut Ranson, kata santri berasal dari terma ”sastiri” yang berarti orang yang tinggal disebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan secara umum.
Sedangkan kata pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah pondok mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa arab yang berarti rumah penginapan atau hotel. Akan tetapi di dalam pesantren Indonesia khususnya di pulau jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang di petak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang merupakan asrama bagi santri. Sebernarnya penggunaan gabungan kedua istilah secara integral yakni pondok dan pesantren menjadi pondok pesantren lebih mengakomodasi karakter keduanya.
Pada masa awal pembentukannya, pesantren telah tumbuh dan berkembang dengan tetap menyandang ciri-ciri tradisionalnya. Akan tetapi pada masa-masa berikutnya, pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman, terutama sekali adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun bukan berarti perubahan pesantren tersebut telah menghilangkan keaslian dan kesejatian tradisi pesantren. Setelah melalui beberapa kurun masa petumbuhan dan perkembangannya, pesantren bertambah banyak jumlahnya dan tersebar di pelosok-pelosok tanah air. Pertumbuhan dan perkembangan pesantren ini didukung oleh beberapa faktor sosial, kultur keagamaan yang kondusif sehingga eksistensi pesantren ini semakin kuat berakar dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat indonesia.
Seorang pendidik harus bisa menjadi fasilitator untuk membantu peserta didik mentransformasikan potensi yang dimiliki peserta didik menjadi berkemampuan serta berketrampilan yang berkembang dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Selain itu, seorang pendidik juga harus mengetahui dan memahami karakteristik dan kebutuhan anak didik, mengetahui dan memahami berbagai hal yang berpengaruh terhadap perkembangan dan belajar. Anak didik atau pelajar merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa adanya anak didik atau siswa pembelajaran tidak akan berlangsung. Setiap anak didik atau siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan, atau kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.Keragaman dalam kecakapan dan kepribadian ini dapat mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Pendidikan karakter dapat dipahami sebagai usaha untuk membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensi dimilikinya dengan tujuan agar peserta didik tersebut menjadi pribadi bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi yang kesemuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan PancasilaPancasila.
Memperhatikan materi, tujuan, dan fungsi pendidikan karakter di atas, pendidikan karakter sejatinya telah lama dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keagamaan yang disebut pondok pesantren. Meskipun lembaga pendidikan ini tidak disinggung secara eksplisit oleh kementerian pendidikan nasional sebagai salah satu pelaksana pendidikan karakter di Indonesia. Pandangan bahwa pendidikan pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang telah lama mempraktikkan pendidikan karakter dalam sistem pendidikannya dapat dibuktikan melalui sistem pendidikannya yang menerapkan konsep pendidikan yang integral, sebuah sistem pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan pada pembelajaran yang menuntut para peserta didik untuk memahami dan menguasai materi-materi ajar yang ada di pesantren, tapi juga bagaimana peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan melalui proses pembelajaran itu dalam kehidupan keseharian mereka. Nilai-nilai kepesantren ditanamkan sejak pertama kali peserta didik masuk menjadi warga pesantren yang disebut santri. Penanaman nilai-nilai itu dilakukan baik melalui pembelajaran formal maupun melalui kehidupan sehari-hari di pesantren. Santri dilatih untuk hidup mandiri dengan melayani keperluan mereka sehari-hari, mereka juga dilatih untuk hidup sederhana dengan fasilitas pesantren yang serba terbatas. Relasi santri dengan guru adalah relasi ketaatan, begitu juga relasi santri dengan kiai sebagai pimpinan atau pengasuh pesantren.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa karakter merupakan sekumpulan kondisi kejiwaan pada diri manusia yang diperolehnya secara kodrati. Karena itu, kondisi kejiwaan tersebut tidak bisa diubah. Dalam pandangan yang demikian, karakter merupakan tabiat seseorang yang bersifat tetap, menjadi ciri khas yang membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Pendidikan karakter merupakan proses penanaman nilai-nilai penting pada diri anak melalui serangkaian kegiatan pembelajaran dan pendampingan sehingga para siswa sebagai individu mampu memahami, mengalami, dan mengintegrasikan nilai yang ditanamkan dalam proses pendidikan yang dijalaninya ke dalam kepribadiannya. Pada mulanya, proses pendidikan karakter terjadi dalam institusi keluarga. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak semua keluarga memiliki perhatian yang memadai terhadap pendidikan karakter anak mereka. Banyak keluarga kemudian berharap kepada proses pendidkan karakter anak yang ada di institusi pendidikan semisal sekolah/madrasah.
Hendak mengetahui nilai-nilai yang dikembangan pesantren modern dalam membentuk karakter santrinya, di samping itu, tulisan ini juga hendak mengetahui strategi pendidikan karakter yang diterapkan oleh pesantren modern. Pesantren modern yang menjadi telaah kajian ini adalah Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur. Pilihan terhadap pesantren Ini didasarkan pada kenyataan bahwa ia memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap model dan sistem pendidikan psesantren-pesantren modern lainnya di Indonesia. Apalagi, Gontor sendiri secara formal juga membuka cabang-cabang di berbagai wilayah di Indonesia. Artinya, tidak berlebihan kemudian jika pesantren ini dipilih untuk mewakili Sistem pendidikan pesantren modern.
Wa’alaikumussalamWr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar