Sabtu, 14 Mei 2022

Pendidik harus memahami karakteristik siswa nya

Laporan Bacaan Karakteristik Peserta Didik 5

 

Nama

: Herni Arinda Putri

Nim   

: 12001239

Fakultas/Prodi

: Tarbiyah Dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sahabat Blogger

Hai haii, Bagaimana kabar kalian pada hari ini? Ku harap baik-baik saja ya dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin ya rabbal a'alamin.

Yuk sahabat di simak pembahasanku dibawah ini....

Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa karenanya kemajuan bangsa dan kemajuan pendidikan merupakan suatu determinasi. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran menjadi ujung tombak bagi terciptanya pendidikan yang berkualitas. Hanya dengan pembelajaran yang berkualitaslah suatu instansi dapat menghasilkan lulusan yang  berkualitas. Dalam tataran operasional, tenaga pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab bagi terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu sangat penting bagi tenaga pendidik memiliki kompetensi dan standar kualifikasi pendidikan agar pembelajaran mencapai efektivitas dan efisiensinya. Perkembangan zaman telah membuat perkembangan dalam pendidikan terkait ilmu pengetahuan dan teknologi serta menciptakan persaingan global secara ketat.

Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut. Pendidikan di era global diharapkan mampu mengatasi permasalahan pendidikan terkait moral dan sosial masyarakat Indonesia, khususnya peserta didik. Pendidikan ini melahirkan konsep baru yaitu pendidikan abad 21 dimana pembelajaran ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu.

Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center). Banyak faktor penyebab kualitas pendidikan rendah, di antaranya kegiatan pembelajaran yang kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan tempat siswa berada. Pembelajaran demikian kurang bermanfaat bagi siswa. Agar pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan berdasarkan pada kondisi siswa sebagai subjek belajar dan komunitas budaya tempat siswa tinggal. Siswa adalah manusia yang memiliki sejarah, makhluk dengan ciri keunikannya (individuallitas). Pemahaman akan subjek belajar harus dimiliki oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya untuk dijadikan pijakan dalam mengembangkan teori ataupun praksis-praksis pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Vygotsky agar pembelajaran bermakna, perlu dirancang dan dikembangkan berpijak pada kondisi siswa sebagai subjek belajar serta komunitas sosial-kultural tempat siswa tinggal (Moll, 1994). Menurut Waidl (Admadi & Setiyaningsih, 2004), hal penting yang harus dipahami yang berkaitan dengan siswa atau peserta belajar sebagai individu bahwa siswa adalah manusia yang memiliki sejarah, makhluk dengan ciri keunikan (individualitas), selalu membutuhkan sosialisasi di antara mereka, memiliki hasrat untuk melakukan hubungan dengan alam sekitar, dan dengan kebebasannya mengolah pikir dan rasa akan pertemuannya dengan yang transendental. Pemahaman terhadap siswa sebagai subjek belajar inilah yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan teori-teori maupun praksis-praksis pendidikan.

 Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pengajaran. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa mencapai tujuan.. Strategi dan metode pembelajaran berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Kemp dalam Wina Senjaya (2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan. pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R.David , Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: 1) exposition-discovery learning dan 2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Persoalan yang terjadi saat ini adalah masih banyak pendidik yang masih belum dapat membedakan antara strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran. Bahkan masih ada juga pendidik yang salah memperlakukan peserta didik karena kurang pahamnya dalam melihat karakteristik yang dimiliki peserta didik, sebab karakteristik peserta didik setiap tingkatannya berbeda-beda. Reigeluth (1983) sebagai seorang ilmuan pembelajaran, bahkan secara tegas menempatkan karakteristik siswa sebagai satu variabel yang paling berpengaruh dalam pengembangan strategi pengelolaan pembelajaran. Pakar pembelajaran seperti Banathy, Romiszowski, Dick dan Carey, Gagne dan Degeng, menempatkan langkah analisis karakteristik siswa pada posisi yang sangat penting sebelum langkah pemilihan dan pengembangan strategi pembelajaran.

Semua ini menunjukkan bahwa model pembelajaran apapun yang dikembangkan atau strategi apapun yang dipilih untuk keperluan pembelajaran haruslah berpijak pada karakteristik perseorangan atau kelompok dari siapa yang belajar. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang optimal, terlebih dahulu guru perlu mengetahui karakteristik siswa sebagai pijakannya. Degeng (1991:6) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah aspekaspek atau kualitas perseorangan siswa yang telah dimilikinya. Menganalisis karakteristik siswa dimaksudkan untuk mengetahui ciri-ciri perseorangan siswa. Hasil dari kegiatan ini akan berupa daftar yang memuat pengelompokkan karakteristik siswa, sebagai pijakan untuk mempreskripsikan metode yang optimal guna mencapai hasil belajar tertentu. Langkah-langkah mendesain pembelajaran menurut Degeng (1991) adalah (1) melakukan analisis tujuan dan karakteristik materi pembelajaran. (2) menganalisis sumber-sumber belajar (kendala). (3) melakukan analisis karakteristik siswa. (4) menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran. (5) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran. (6) menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran. (7) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran. (8) mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Analisis karakteristik siswa dilakukan setelah perancang pembelajaran mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Juga ditunjukkan bahwa hasil analisis karakteristik siswa selanjutnya dijadikan pijakan kerja dalam memilih, menetapkan, dan mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran Dengan konteks seperti ini, menjadi semakin jelas perlunya dilakukan penelitian karakteristik siswa yang berkaitan dengan kefektifan pembelajaran agar dapat dipakai sebagai dasar bagi para ilmuwan dan teknolog pembelajaran serta para guru dalam mendesain program-program pembelajaran. Jika dalam menyampaikan materi pelajaran guru kurang memperhatikan karakteristik siswa dan ciri-ciri kepribadian siswa tidak dijadikan pijakan dalam pembelajaran, siswa akan mengalamai kesulitan memahami materi pelajaran. Mereka merasa bosan, bahkan timbul kebencian terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kondisi demikian sebagai penyebab rendahnya kualitas dan kuantitas proses serta hasil belajar yang telah diprogramkan. Upaya apa pun yang dipilih dan dilakukan oleh guru dan perancang pembelajaran jika tidak bertumpu pada karakteristik perseorangan siswa sebagai subjek belajar, maka pembelajaran yang dikembangkan tidak akan bermakna bagi siswa.

Karakteristik siswa yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang amat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, kemampuan awal, gaya kognitif, gaya belajar, motivasi, dan faktor sosial-budaya. Informasi tentang tingkat perkembangan kecerdasan siswa amat diperlukan sebagai pijakan dalam memilih komponen-komponen dalam pembelajaran, seperti tujuan pembelajaran, materi, media, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Dapat di simpulkan bahwa guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak.

Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok. Berdasarkan uraian tentang pemahaman karakteristik siswa dalam pembelajaran di atas, serta melihat kondisi belum optimalnya hasil belajar siswa saat ini, tugas yang diemban para pendidik dan perancang di bidang pembelajaran sangat rumit karena harus berhadapan dengan sejumlah variabel kondisi yang berada di luar kontrolnya. Satu variabel yang sama sekali tidak dapat dimanipulasi oleh guru atau perancang pembelajaran adalah karakteristik siswa. Variabel ini mutlak harus dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang optimal. Upaya apapun yang dipilih dan dilakukan oleh guru dan perancang pembelajaran harus bertumpu pada karakteristik perseorangan siswa sebagai subjek belajar

Baiklah hanya segitu dulu yang dapat saya sampaikan kurang lebih nya mohon maaf, Terima Kasih sahabat yang telah mengunjungi blog pribadi ku

W assalamu’alaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Evaluasi

Laporan Baca   Nama : Herni Arinda Putri Nim    : 12001239 Fakultas/Prodi : Tar...