Pada umur 13 tahun beliau hamil anak
pertamannya namun karena umurnya terlalu muda jadi beliau mengalami keguguran,
sama seperti menghamilkan anak kedua beliau mengalami keguguran juga, pada
akhirnya pada anak ke tiga ini ibuku dilahirkan oleh nenekku. Selama pernikahan
ini nenekku dikaruniai tujuh orang anak, 2 anak beliau yang meninggal dunia
didalam kandungan dan pada saat ini hanya tinggal 5 orang anak saja.
Inilah foto nenekku penginspirasiku ketika sehat walafiat dulu 40 hari sebelum beliau meninggal dunia.
Inilah sosok inspirasiku dan pahlawanku. foto tersebut aku ambil sebelum 40 hari beliau wafat ketika diacara pernikahan sepupuku, aku sangat tidak menyangka beliau meninggalkan kami semua secepat ini. pada saat itu dia masih sehat - sehat saja. sebelum beliau meninggal ia masuk ke rumah sakit yang berada dipontianak sempat diisolasi 1 minggu disana, namu takdir berkata lain. beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya dirumah sakit tersebut. Semoga amal ibadah nenekku diterima disisi Allah SWT, ditempatkan diposisi yang terbaik Aamiin Yaa Rabbal'alami. Hj. Hasanah Binti H. Djantra Al - Fatihah..
Pada usiaku 7 tahun, aku sudah
diajarkan mengaji oleh nenekku yang tercinta ini, beliau mengajarkanku mengaji
dari Iqro hingga Juz ‘Amma dengan sabar dan penuh kasih sayang sekali, meskipun
matanya rabun tetapi beliau tetap mengajariku menggunakan kaca matanya sampai
juz ‘amma tamat. Beliau memperkenalkan huruf demi huruf hijaiyah dari iqro 1 sampai
iqro 6. Setelah tamat sampai iqro 6 lalu dilanjutkan juz ‘amma.
Pada akhirnya aku pun mengenal dan
bisa membaca Al – Qur’an karena beliau mengajariku dengan penuh kesabarannya.
Aku sangat bangga mempunyai nenek sepertinya, beliau orang yang sangat taat
kepada agamanya dan sering kali menasehatiku disetiap waktunya.
Bagiku beliau adalah seorang nenek
pahlawan tanpa tanda jasa atau pamrih, meskipun dulu aku ketika disuruh mengaji malah main – main
bersama teman dan mandi disungai, tetapi beliau tetap menyusulku menyuruh aku
mengaji. Sampai – sampai aku dibawakan oleh nya sapu lidi agar aku takut dan
langsung mengaji. Aku juga sering dijewer karena aku kadang nyolot kepadanya
tetapi pada saat itu aku masih berusia dibawah umur belum sepenuhnya mengerti
tentang apa yang aku lakukan.
Beliau lah inspirasiku, tanpa beliau
aku tidak bisa mengenal dan membaca huruf hijaiyah. Beliau yang aku bangga –
banggakan, beliau sangat sabar meskipun kadang aku suka membuatnya marah ketika
kecil dulu. Kini beliau sudah meninggal dunia, aku hanya bisa mengenangnya saja
lewat kenangan – kenangan indahku bersamanya semasa ia hidup. Dulu kami sering
kali saat hari libur sekolah tiba, kami pergi kepantai untuk liburan bersama
keluarga besar. Tetapi sekarang, kini dan hari ini mungkin nanti kami tidak
bisa pergi berlibur bersama – sama lagi sebab sekarang sudah terhalang oleh
jarak , waktu dan alam yang berbeda.
Beliau lah yang sangat pengertian dan
perhatian kepada cucu – cucu nya, terutama aku sebagai cucu pertama dari anak
ketiganya bisa dibilang menjadi anak pertamanya karena yang 2 orang diatas
ibuku telah wafat didalam kandungan. Ia memiliki 14 cucu dari anak – anaknya.
Beliau
selalu memberikan aku nasihat disetiap saat agar menjadi wanita yang rajin
membantu orang tua dan kuat menghadapi segala hal seperti pandai mencari uang
dengan hasil keringat sendiri. Maka dari itu aku juga pandai berdagang karena
beliau, dari sejak kecil dulu ia menyuruhku menjaga jualannya seperti menjual
durian, rambutan dan buah – buhan yang lainnya. Dari beliau lah aku pandai
berdagang hingga saat ini.
Beliau lah tetap menjadi inspirasiku
sampai sekarang. Aku mengenangnya dengan cara mengirimi doa yang telah
diajarkan oleh agama ku yang indah ini. namanya yang selalu aku kenangan dan ku
sebutkan namanya disetiap doaku saat beribadah kepada Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang.
Beliau lah pahlawanku, disetiap aku
kesusahan beliau selalu membantuku, disaat aku memerlukan sesuatu beliau selalu
memberikannya. Aku sangat menyayanginya, meskipun beliau telah wafat. Tetapi ia
tetap selalu ada berada dihatiku. Aku sangat berterima kasih kepadanya dan
kepada allah yang telah memberikan aku nenek sebaik dirinya. Dia lah bisa
dibilang menjadi penganti selain ibu sebab tanpanya ibuku tidak akan lahir.
Jujur saja saat menulis biografi tentang dirinya ini air mataku jatuh mengalir.
karena mengenang dan merindukan orang yang telah tiada itu sangatlah sulit
sebab tidak bisa bertemu lagi. Aku selalu berdoa agar allah mempertemukan kami
lagi di surga firdaus nanti. Aamiin Yaa Rabbal’alamin….
Aku selalu berdoa semoga sakit yang pernah
beliau alami dulu sebagai penghapus dosa – dosa nya pada masa jahilyahnya yang
dulu dan semoga allah menutupi aib - aibnya, Aamiin Yaa Rabbal'alamin... Beliau pernah berada dirumah sakit selama 3 bulan lamanya pada tahun 2017
dulu kala dan lebaran dirumah sakit tersebut, pada saat itu aku selalu pergi
kerumah sakit untuk menjenguknya dan mengantarkan barang kebutuhannya. Lalu
setelah dioperasi penyedotan lendir di paru – parunya dikarena sering menghirup asap rokok anak lelakinya, ia pun membaik setelah
itu dirawat jalan dirumah saja. Pada ulang tahunku yang ke 15 tahun ia pun
sembuh, sehat walafiat.
Sekarang aku hanya bisa mengenangnya
saja dengan cara apa apa yang ia pernah katakana kepadaku, aku bersyukur sekali
bisa banyak menghabiskan waktu bersamanya, aku bersyukur menjadi cucu pertama
darinya. Ketika beliau masih sehat walafiat, beliau sempat menyusuruh aku untuk
menikah setelah tamat SMA, Tetapi ibuku dan aku tidak mau karena aku masih muda
dan belum berusia 17 tahun ketika itu. Mungkin beliau ingin melihatku
bersanding dipelaminan terlebih dahulu ketika itu. Meskipun tidak menikah muda
tetapi beliau senang sebab aku diterima kuliah di IAIN Pontianak dengan program
studi Pendidikan Agama Islam, sama dengan prodi suami adik mamaku. Mungkin
allah telah menakdirkan bahwa beliau hanya bisa melihatku sampai kuliah saja
tidak sampai wisuda dan jenjang pernikahanku.
Nenek ku inspirasi dan pahlawanku,
semoga apa yang dicita – citakan nya aku bisa menghujutkannya, semoga dengan
kerja keras untuk bangkit dari keterpurukan tidak sia – sia dan bisa membuatnya
bangga, menjadi cucu yang pertama dan anak pertama mungkin sangat sulit karena
menanggung beban dan banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan sendiri. Aku
ingin menjadi nenekku yang tangguh dan kuat saat dulu, yang pandai mengatur
keuangan dan berhemat meskipun ia tidak pernah merasakan bangku sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar