Rabu, 16 Desember 2020

Nenekku Pahlawanku

 Pontianak, Kamis 17 Desember 2020



Bismillahirahmanirahim....
Assalamu’alaikum Wr. Wb Sahabat Blogger...

Haee sahabatku yang aku cintai hehe... Kali ini aku ingin bercerita tentang nenekku yang selalu menjadi pahlawan dan inspirasiku. Ini adalah biografi tentang nenekku dari ibu saya yang bernama Hj. Hasanah Binti H. Djantra, beliau lahir pada tanggal 10 juli tahun 1954 di Pontianak, Kalimantan Barat. Beliau wafat berumur 66 tahun, pada tanggal 15 Oktober 2020 yang lalu.  Selama hidupnya beliau tidak pernah menerima bangku pendidikan sekolah , beliau bisa membaca dan menulis secara otodidak. Beliau orang yang sangat cerdas tapi sayangnya masa kecil beliau harus hilang karena dinikahi oleh seorang pria yaitu kakekku, pada saat itu umur beliau baru berusia 12 tahun dan umur kakek ku berusia 14 tahun.

Pada umur 13 tahun beliau hamil anak pertamannya namun karena umurnya terlalu muda jadi beliau mengalami keguguran, sama seperti menghamilkan anak kedua beliau mengalami keguguran juga, pada akhirnya pada anak ke tiga ini ibuku dilahirkan oleh nenekku. Selama pernikahan ini nenekku dikaruniai tujuh orang anak, 2 anak beliau yang meninggal dunia didalam kandungan dan pada saat ini hanya tinggal 5 orang anak saja.

Inilah foto nenekku penginspirasiku ketika sehat walafiat dulu 40 hari sebelum beliau meninggal dunia.

Inilah sosok inspirasiku dan pahlawanku. foto tersebut aku ambil sebelum 40 hari beliau wafat ketika diacara pernikahan sepupuku, aku sangat tidak menyangka beliau meninggalkan kami semua secepat ini. pada saat itu dia masih sehat - sehat saja. sebelum beliau meninggal ia masuk ke rumah sakit yang berada dipontianak sempat diisolasi 1 minggu disana, namu takdir berkata lain. beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya dirumah sakit tersebut. Semoga amal ibadah nenekku diterima disisi Allah SWT, ditempatkan diposisi yang terbaik Aamiin Yaa Rabbal'alami. Hj. Hasanah Binti H. Djantra Al - Fatihah..


Pada usiaku 7 tahun, aku sudah diajarkan mengaji oleh nenekku yang tercinta ini, beliau mengajarkanku mengaji dari Iqro hingga Juz ‘Amma dengan sabar dan penuh kasih sayang sekali, meskipun matanya rabun tetapi beliau tetap mengajariku menggunakan kaca matanya sampai juz ‘amma tamat. Beliau memperkenalkan huruf demi huruf hijaiyah dari iqro 1 sampai iqro 6. Setelah tamat sampai iqro 6 lalu dilanjutkan juz ‘amma.

Pada akhirnya aku pun mengenal dan bisa membaca Al – Qur’an karena beliau mengajariku dengan penuh kesabarannya. Aku sangat bangga mempunyai nenek sepertinya, beliau orang yang sangat taat kepada agamanya dan sering kali menasehatiku disetiap waktunya.

Bagiku beliau adalah seorang nenek pahlawan tanpa tanda jasa atau pamrih, meskipun dulu aku ketika disuruh mengaji malah main – main bersama teman dan mandi disungai, tetapi beliau tetap menyusulku menyuruh aku mengaji. Sampai – sampai aku dibawakan oleh nya sapu lidi agar aku takut dan langsung mengaji. Aku juga sering dijewer karena aku kadang nyolot kepadanya tetapi pada saat itu aku masih berusia dibawah umur belum sepenuhnya mengerti tentang apa yang aku lakukan.

Beliau lah inspirasiku, tanpa beliau aku tidak bisa mengenal dan membaca huruf hijaiyah. Beliau yang aku bangga – banggakan, beliau sangat sabar meskipun kadang aku suka membuatnya marah ketika kecil dulu. Kini beliau sudah meninggal dunia, aku hanya bisa mengenangnya saja lewat kenangan – kenangan indahku bersamanya semasa ia hidup. Dulu kami sering kali saat hari libur sekolah tiba, kami pergi kepantai untuk liburan bersama keluarga besar. Tetapi sekarang, kini dan hari ini mungkin nanti kami tidak bisa pergi berlibur bersama – sama lagi sebab sekarang sudah terhalang oleh jarak , waktu dan alam yang berbeda. 

Beliau lah yang sangat pengertian dan perhatian kepada cucu – cucu nya, terutama aku sebagai cucu pertama dari anak ketiganya bisa dibilang menjadi anak pertamanya karena yang 2 orang diatas ibuku telah wafat didalam kandungan. Ia memiliki 14 cucu dari anak – anaknya. 
Beliau selalu memberikan aku nasihat disetiap saat agar menjadi wanita yang rajin membantu orang tua dan kuat menghadapi segala hal seperti pandai mencari uang dengan hasil keringat sendiri. Maka dari itu aku juga pandai berdagang karena beliau, dari sejak kecil dulu ia menyuruhku menjaga jualannya seperti menjual durian, rambutan dan buah – buhan yang lainnya. Dari beliau lah aku pandai berdagang hingga saat ini.

Beliau lah tetap menjadi inspirasiku sampai sekarang. Aku mengenangnya dengan cara mengirimi doa yang telah diajarkan oleh agama ku yang indah ini. namanya yang selalu aku kenangan dan ku sebutkan namanya disetiap doaku saat beribadah kepada Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Beliau lah pahlawanku, disetiap aku kesusahan beliau selalu membantuku, disaat aku memerlukan sesuatu beliau selalu memberikannya. Aku sangat menyayanginya, meskipun beliau telah wafat. Tetapi ia tetap selalu ada berada dihatiku. Aku sangat berterima kasih kepadanya dan kepada allah yang telah memberikan aku nenek sebaik dirinya. Dia lah bisa dibilang menjadi penganti selain ibu sebab tanpanya ibuku tidak akan lahir. Jujur saja saat menulis biografi tentang dirinya ini air mataku jatuh mengalir. karena mengenang dan merindukan orang yang telah tiada itu sangatlah sulit sebab tidak bisa bertemu lagi. Aku selalu berdoa agar allah mempertemukan kami lagi di surga firdaus nanti. Aamiin Yaa Rabbal’alamin….

Aku selalu berdoa semoga sakit yang pernah beliau alami dulu sebagai penghapus dosa – dosa nya pada masa jahilyahnya yang dulu dan semoga allah menutupi aib - aibnya, Aamiin Yaa Rabbal'alamin... Beliau pernah berada dirumah sakit selama 3 bulan lamanya pada tahun 2017 dulu kala dan lebaran dirumah sakit tersebut, pada saat itu aku selalu pergi kerumah sakit untuk menjenguknya dan mengantarkan barang kebutuhannya. Lalu setelah dioperasi penyedotan lendir di paru – parunya dikarena sering menghirup asap rokok anak lelakinya, ia pun membaik setelah itu dirawat jalan dirumah saja. Pada ulang tahunku yang ke 15 tahun ia pun sembuh, sehat walafiat.

Sekarang aku hanya bisa mengenangnya saja dengan cara apa apa yang ia pernah katakana kepadaku, aku bersyukur sekali bisa banyak menghabiskan waktu bersamanya, aku bersyukur menjadi cucu pertama darinya. Ketika beliau masih sehat walafiat, beliau sempat menyusuruh aku untuk menikah setelah tamat SMA, Tetapi ibuku dan aku tidak mau karena aku masih muda dan belum berusia 17 tahun ketika itu. Mungkin beliau ingin melihatku bersanding dipelaminan terlebih dahulu ketika itu. Meskipun tidak menikah muda tetapi beliau senang sebab aku diterima kuliah di IAIN Pontianak dengan program studi Pendidikan Agama Islam, sama dengan prodi suami adik mamaku. Mungkin allah telah menakdirkan bahwa beliau hanya bisa melihatku sampai kuliah saja tidak sampai wisuda dan jenjang pernikahanku.

Nenek ku inspirasi dan pahlawanku, semoga apa yang dicita – citakan nya aku bisa menghujutkannya, semoga dengan kerja keras untuk bangkit dari keterpurukan tidak sia – sia dan bisa membuatnya bangga, menjadi cucu yang pertama dan anak pertama mungkin sangat sulit karena menanggung beban dan banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan sendiri. Aku ingin menjadi nenekku yang tangguh dan kuat saat dulu, yang pandai mengatur keuangan dan berhemat meskipun ia tidak pernah merasakan bangku sekolah. 

Baiklah sahabat bloggerku mungkin itu saja yang dapat aku ceritakan tentang seorang nenek yang menjadi pahlawan dan menginspirasi cucunya.
Jika ada kesalahan kata Mohon dimaafkan, Sekian Terima Dan Kasih telah berkunjung diblog ku yang sederhana ini, semoga dapat menginspirasi sahabat blogger untuk tetap selalu menjadi seorang cucu yang baik dan dapat membanggakan nenek serta orang terdekatmu .

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Evaluasi

Laporan Baca   Nama : Herni Arinda Putri Nim    : 12001239 Fakultas/Prodi : Tar...