Laporan Bacaan Karakteristik Peserta
Didik 3
Nama |
: Herni Arinda Putri |
Nim |
: 12001239 |
Fakultas/Prodi |
:Tarbiyah Dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam |
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sahabat
Blogger☺
Hai haii, Bagaimana kabar kalian pada hari ini? Ku
harap baik-baik saja ya dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin ya rabbal
a'alamin.
Baiklah kali ini aku akan melanjutkan pembahasanku
pada blog minggu lalu yang berjudul Karakteristik Peserta didik tingkat atau jenjang
sekolah dasar (SD), lebih tepatnya laporan baca sih sahabat hehe... Pada kali
ini aku akan membahas Karakteristik peserta didik jenjang Sekolah Menengah Pertama
atau peserta didik SMP/MTS terlebih dahulu, Apakah kalian tau karakteristik siswa/siswi
SMP/MTS itu seperti apa? Yuk sahabat di simak pembahasanku dibawah ini....
Pasti ada
beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Menengah Pertama atau jenjang MTS ini
yang perlu diketahui oleh para guru-guru atau pun calon pendidik seperti diriku
hehe, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Menengah
Pertama/MTS tepat nya.
Siswa jenjang
SMP/MTs secara ilmiah memiliki karakteristik yang sangat berbeda-beda disetiap siswa/siswi
nya. Ragam karakteristik peserta didik mempengaruhi bagaimana hasil
implementasi desain pembelajaran yang telah dirancang oleh pendidiK. Untuk itu,
mengenal karakteristik peserta didik sangatlah penting dalam proses
pembelajaran. Namun, karakteristik peserta didik secara umum dapat dilihat dari
masa perkembangannya.
Peserta didik
pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) termasuk kedalam kelompok remaja.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria (Mohamad Ali, 2012:9). Remaja berasal
dari kata adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya adalah
tumbuh untuk mencapai kematangan yaitu mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisik. Menurut Piaget dalam Mohamad Ali (2012:9) secara psikologis,
remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada
dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak
sejajar.
Masa remaja
sering disebut sebagai masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa
dewasa. Menurut Laurence Steinberg dalam Syamsul Yusuf, dkk (2012:78) ada tiga
perubahan fundamental pada masa remaja yaitu sebagai berikut
a) Biologis, seperti mulai matangnya alat reproduksi, tumbuhnya buah dada pada
wanita, dan tumbuhnya kumis pada anak pria.
b) Kognisi, yaitu kemapuan untuk memikirkan konsep-konsep yang abstrak (seperti
persaudaraan, demokrasi, dan moral), dan mampu berfikir hipotesis (mampu
memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi berdasarkan pengalamannya).
c) Sosial, yaitu perubahan dalam status sosial yang memungkinkan remaja
(khususnya remaja akhir) masuk ke peran-peran atau aktivitas-aktivitas baru,
seperti bekerja, atau menikah.
Untuk memahami
masa remaja ini, ada beberapa paparan dari beberapa ahli (Syamsul Yusuf, 2012
:78) :
a) Aristoteles, berpendapat bahwa aspek terpenting masa remaja adalah
kemampuannya untuk memilih sebagai tanda kematangannya.
b) J.J. Rousseau, berpendapat bahwa bahwa pada tahap 15-20 tahun, individu
sudah matang emosinya, dan dapat mengubah selfishness (memerhatikn atau
mementingkan diri sendiri) ke interest in other (memerhatikan orang lain).
c) Margareth Mead, berpendapat bahwa hakikat dasar adolosens bukanlah biologis
melainkan sosial budaya.
d) Jacqueline Lerner dkk. Berpendapat bahwa remaja memiliki lima karakteristik
positif, yaitu (a) Competence, remaja memiliki persepsi positif terhadap aspek
sosial, akademik, fisik, karier, dan sebagainya; (b) Confidence, remaja
memiliki keyakinan dan sikap positif; (c) Connectionce, remaja memiliki
hubungan positif dengan orang lain seperti dengan keluarga, teman sebaya, guru,
dan yang lainnya dalam kehidupan masyarakat; (d) Character, remaja memiliki
sikap respek terhadap peranan sosial, memahami benar salah atau baik-buruk, dan
memiliki integritas; dan (e) Caring/compassion, remaja menunjukan perhatian
emosional terhadap oranglain, terutama pada saat mereka sedang berada dalam
keadaan dukacita (distress).
Menurut Jean
Jacdves Rovsseav perkembangan dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam
lima tahap (Baharudin, 2009 : 106) :
a) Tahap masa bayi : sejak lahir-2tahhun. Tahap ini perkembangan pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan senang atau tidak senang menguasai anak bayi sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaannya. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap stimulasi lingkungannya.
b) Tahap perkembangan pada masa anak-anak: 2-12 tahun. Dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak dimulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat didominasi oleh pengamatannya.
c) Tahap pada masa pra-adolosen: 12-15 tahun. Pada tahap ini, perkembangan
fungsi penalaran itelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya pertumbuhan
sistem syaraf serta fungsi pikirannya, anak mulai berfikir kritis dalam menanggapi
sesuatu ide atau pengetahuan orang lain. dengan pikirannya yang berkembang,
anak mulai belajar menemukan tujuan-tujuan serta keinginan-keinginan yang
dianggap sesuai baginya untuk memperoleh kebahagiaan.
d) Perkembangan masa adolosens: 15-20
tahun. Tahap perkembangan kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan
seksual yang kuat. Keadaan ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain
yang berlainan jenis kelamin.
e) Tahap perkembangan diri: setelah umur 20 tahun. Tahap ini perkembangan
fungsi kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam
tujuan pribadi, yaitu perumusan keinginan pribadi, keinginan kelompok, dan
perumusan keinginan masyarakat. Realisasi setiap keinginan ini menggunakan
fungsi penalaran sehingga orang dalam masa perkembangan ini mulai mampu
melakukan self direction and self control. Dengan dua kemampuan ini, manusia
tumbuh dan berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab.
Masa remaja
sering disebut dengan masa mencari jati diri, karena masa remaja merupakan masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa kehidupan orang dewasa (Mohamad Ali,
2012:16). Jika dilihat dari segi fisiknya masa remaja bukanlah anak-anak lagi,
tetapi mereka juga belum bisa diperlakukan selayaknya orang dewasa, karena
belum menunjukan sikap kedewasaannya.
Ada beberapa
sikap yang sering ditunjukan oleh remaja yaitu sebagai berikut (Mohamad Ali,
2012:16-17):
1) Kegelisahan. Pada masa remaja, mereka memiliki banyak sekali idealisme,
anganangan atau keinginan yang hendak diwujudkan dimasa yang akan datang, akan
tetapi mereka belum memiliki kemampuan sedemikian halnya orang dewasa.
2) Pertentangan. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, remaja berada pada
situasi psikologis untuk melepaskan diri dari orang tua dan perasaan yang masih
belum mampu untuk mandiri.
3) Mengkhayal, Salah satu cara untuk menyalurkan keinginan mereka yang tidak
tersampaikan adalah dengan cara mengkhayal. ini dikarenakan untuk mewujudkan
keinginan mereka diperlukan biaya yang banyak, oleh karena itu yang dapat
mereka lakukan adalah mengkhayalnya.
4) Aktivitas berkelompok. Beragam keinginan remaja seringkali tidak dapat
terpenuhi karena bermacam-macam kendala, dan yang paling sering terjadi adalah
kendala biaya dan larangan dari orang tua. Kebanyakan para remaja menemukan
jalan keluar dengan cara mereka berkumul dengan rekan sebaya untuk melakukan
kegiatan bersama.
5) Keinginan Mencoba Segla Sesuat. Pada umumnya masa remaja memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi maka mereka
cenderung ingin mencoba hal-hal baru.
Selanjutnya,
menurut john Amos Comenius perkembangan manusia terdiri dari 5 tahap
(Baharuddin, 2009 : 108) :
a) Enam tahun pertama, yaitu tahap perkembangan fungsi pengindraan yang
memungkinkan anak mulai mengenal lingkungannnya;
b) Tahap enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatannya dan
imajinasi individu yang memungkinkan anak mampu menggunakan fungsi
intelektualnya dalam usaha mengenal dan menganalisis lingkungan;
c) Tahap enam tahun ketinga, yaitu tahap perkembangan fungsi intelektualnya
yang memungkinkan anak mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan
hubungn-hubungan antar variabel di dalam lingkungannya;
d) Tahap enam tahun keempat, yaitu tahap perkembangan fungsi kemampuan
berdikari;
e) Tahap kematangan pribadi.
Dari sekian banyak
panjelasan yang telah disebutkan dapat ditarik kesimpulan bahwa, karakteristik
individu pada masa usia remaja khususnya untuk peserta didik kelas VII SMP
memang berbeda-beda satu sama lain. Namun, pada umumnya mereka memiliki
karakter yang sama dari segi cara berfikir, emosional, perilaku, dan lain-lain.
Karakter tersebut biasanya terbentuk karena tingkat kematangan mereka. Pada
usia sekolah jenjang SMP kelas VII yaitu sekitar 12-13 tahun, anak sudah mulai berfikir
abstrak. Artinya, mereka dapat membuat kesimpulan dalam kejadian-kejadian yang
dialaminya.
Akan tetapi,
mereka juga masih seperti anak-anak yang mesih menyukai dunia bermain, karena
pada tahap perkembangannya mereka termasuk kedalam masa peralihan yaitu dari
masa anak-anak menuju remaja awal. Oleh karena itu, multimedia yang
dikembangkan memiliki sifat interaktif dengan menggunakan komputer sebagai
media presentasinya dan memiliki tampilan dengan animasi yang membuat peserta
didik tertarik dan tidak membosankan.
Mungkin hanya ini
yang dapat aku sampaikan terkait karakteristik peserta didik di jenjang Sekolah
Menengah Pertama/MTS ini, Terima kasih atas kunjungan kalian blog ku. Pada
minggu selanjutnya aku akan melanjutkan pembahasan mengenai karakteristik
peserta didik lagi atau bertema yang lain ni sahabat hehe.... Kunjungi terus ya
blog ku akan ada hal yang menarik lainnya....
Mohon maaf jika
terdapat salah kata baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sekian dari
saya selaku penulis Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar