Sabtu, 23 April 2022

Karakteristik Peserta Didik jenjang SMA/SMK


Laporan Bacaan Karakteristik Peserta Didik 4

 

Nama

: Herni Arinda Putri

Nim   

: 12001239

Fakultas/Prodi

:Tarbiyah Dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sahabat Blogger

Hai haii, Bagaimana kabar kalian pada hari ini? Ku harap baik-baik saja ya dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin ya rabbal a'alamin.

Baiklah kali ini aku akan melanjutkan pembahasanku pada blog minggu lalu yang berjudul Karakteristik Peserta didik tingkat atau jenjang sekolah Menengah pertama (SMP/MTS), lebih tepatnya laporan baca sih sahabat hehe... Pada kali ini aku akan membahas Karakteristik peserta didik jenjang Sekolah Menengah Atas atau peserta didik SMA/SMK terlebih dahulu, Apakah kalian tau karakteristik siswa/siswi SMA/SMK itu seperti apa? Yuk sahabat di simak pembahasanku dibawah ini....

Pasti ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Menengah atas ini yang perlu diketahui oleh para guru-guru atau pun calon pendidik seperti diriku hehe, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Menengah Atas.

Dalam memahami karakteristik peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan guru agar dapat mengetahui aspirasi / tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi kebutuhan minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka. Beberapa dasar pertimbangan perlunya memahami karakteristik peserta didik adalah Dasar pertimbangan psikologis bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik dan Dasar pertimbangan sosiologi :bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

Karakteristik individual yang berbeda sehingga tiap individu sebagai kesatuan jasmani dan rohani mewujudkan dirinya secara utuh dalam keunikannya. Keunikan dan perbedaan individual itu oleh perbedaan faktor pembawaan dan lingkungan yang dimiliki oleh masing-masing individu.Perbedaan individu tersebut membawa implikasi imperatif terhadap seluruh layanan pendidikan untuk memperhatikan karakteristik peserta didik yang unik dan bervariasi tersebut.

Peserta didik yang berada pada tingkat menengah dikategorikan pada kelompok remaja. Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan merupakan masa transisi yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka dalam Pikunas, 2008; Kaczman dan Riva, 2005).

Ditilik dari segi usia, siswa SLTP (SMP dan MTS) dan SLTA termasuk fase atau masa remaja. Fase remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan siswa. Menurut Konopka (Pikunas,  2008) fase ini meliputi:

·       Remaja awal: 12-15 tahun

·       Remaja madya: 15-18 tahun

·       Remaja akhir: 19-22 tahun.

Jika dilihat dari klasifikasi usia tersebut, maka siswa sekolah menengah termasuk ke dalam kategori awal dan madya. Karakteristik peserta didik yang akan di bicarakan dalam kegiatan ini adalah krakteristik yang berkaitan dengan aspek intelektual, aspek emosional, dan aspek spiritual.

Yang pertama Aspek intelektual merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan aktifitas mental ( berfikir, menalar, dan memecahkan masalah). Sejalan dengan perkembangan fisik, berkembang pula kemampuan intelektual berpikirnya. Kalau pada usia Sekolah Dasar, kemampuan berpikir anak masih berkenaan dengan hal-hal yang konkrit atau berpikir konkrit, pada masa SMP (remaja awal) mulai berkembang kemampuan berpikir abstrak, pada masa SMA/SMK (remaja akhir) mampu membayangkan apa yang akan dialami bila terjadi suatu peristiwa umpamanya Krisis minyak, bagaimana proses pembuatan minyak, dan lain sebagainya. Remaja (SMA/SMK) telah mampu berpikir jauh melewati kehidupannya baik dalam dimensi ruang maupun waktu. Berpikir abstrak adalah berpikir tentang ide-ide, yang oleh Jean Piaget seorang ahli psikolog dari Swiss disebutnya sebagai berpikir formal operasional.

Berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional pada remaja (SMA/SMK) ditandai dengan tiga hal penting. Pertama, peserta didik mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan-kemungkinan. Kalau pada usia Sekolah Dasar peserta didik hanya mampu melihat kenyataan, maka pada usia remaja mereka telah mampu berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan. Kedua, peserta didik telah mampu berpikir ilmiah. Remaja telah mampu mengikuti langkah-langkah berpikir ilmiah, dari mulai merumuskan masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik kesimpulan. Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis. Ide-ide atau pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu dipadukan dalam suatu kesimpulan yang logis.

Secara umum kemampuan berpikir formal mengarahkan remaja kepada pemecahan masalah-masalah berpikir secara sistematik. Dalam kehidupan sehari-hari para remaja dan juga orang dewasa jarang menggunakan kemampuan berpikir formal, walaupun mereka sebenarnya mampu melaksanakannya. Mereka lebih banyak berbuat berdasarkan kebiasaan, perbuatan atau pemecahan rutin. Hal itu mungkin disebabkan karena tidak adanya atau kurangnya tantangan yang dihadapi atau dialami sebagai tantangan, atau orang tua, masyarakat dan guru tidak membiasakan remaja menghadapi tantangan tuntutan yang harus dipecahkan. Oleh karena itu, guru perlu mulai mendorong kemampuan berpikir, para peserta didik pada usia ini, tentang kemungkinan ke depan. Mengarahkan para peserta didik kepada pemikiran tentang pekerjaan yang tentunya pemikiran tersebut, disesuaikan dengan pertambahan usia. Para remaja muda (usia SMP) pemikiran tentang pekerjaan masih diwarnai oleh fantasinya, sedang para remaja dewasa (usia SMA) telah lebih realistik.

Pada usia Sekolah Dasar peserta didik sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan keterampilan memproses informasi tersebut. Dengan telah dikuasainya kemampuan berpikir formal, maka keterampilan memproses informasi ini berkembang lebih jauh. Keterampilan memproses informasi Ini pada masa remaja lebih cepat dan kuat, dan ini sangat memegang peranan penting dalam penyelesaikan tugas-tugas pembelajaran maupun pekerjaan. Sesuai dengan pelajaran dan tugas-tugas yang mereka hadapi, para remaja mempunyai keunggulan keterampilan, umpamanya mereka sudah mengerti dan dapat mengerjakan dengan benar bentuk tes objektif tanpa penjelasan guru, mereka telah mampu mencari hal-hal penting pada waktu membaca buku, mereka telah mempunyai minat terhadap hal-hal khusus umpamanya mata pelajaran atau bidang tertentu. Penguasaan keterampilan memproses informasi ini menyempurnakan atau membulatkan penampilan penguasaan kognitif mereka.

Perbedaan karakteristik dari masing-masing siswa, menyebabkan guru harus merencanakan proses pembelajaran yang hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan, dengan demikian, maka siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan.

Yang kedua Aspek Emosional seperti telah diuraikan di atas masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosional. Umumnya, masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai 18 tahun, yaitu masa peserta didik duduk di bangku sekolah menengah. Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa, status remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti: rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.

Dan terakhir Aspek Spiritual merupakan Perkembangan kemampuan berpikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan tentang agama/spiritual. Kalau pada tahap usia Sekolah Dasar pemikiran agama ini bersifat dogmatis, masih dipengaruhi oleh pemikiran yang bersifat konkrit dan berkenaan dengan sekitar kehidupannya, maka pada masa remaja sudah berkembang lebih jauh, didasari pemikiran-pemikiran rasional, menyangkut hal-hal yang bersifat abstrak atau gaib dan meliputi hal-hal yang lebih luas. Remaja yang mendapatkan pendidikan agama yang intensif, bukan saja telah memiliki kebiasaan melaksanakan kegiatan peribadatan dan ritual agama, tetapi juga telah mendapatkan atau menemukan kepercayaan-kepercayaan khusus yang lebih khusus yang lebih mendalam yang membentuk keyakinannya dan menjadi pegangan dalam merespon terhadap masalah-masalah dalam kehidupannya. Keyakinan yang lebih luas dan mendalam ini, bukan hanya diyakini atas dasar pemikiran tetapi juga atas keimanan.

Baiklah hanya segitu dulu yang dapat saya sampaikan kurang lebih nya mohon maaf, Terima Kasih sahabat yang telah mengunjungi blog pribadi ku🌼🌼

W assalamu’alaikum Wr.Wb

 

 

 

Sabtu, 16 April 2022

Karakteristik Peserta Didik Jenjang SMP/MTS

Laporan Bacaan Karakteristik Peserta Didik 3

 

Nama

: Herni Arinda Putri

Nim   

: 12001239

Fakultas/Prodi

:Tarbiyah Dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sahabat Blogger

Hai haii, Bagaimana kabar kalian pada hari ini? Ku harap baik-baik saja ya dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin ya rabbal a'alamin.

Baiklah kali ini aku akan melanjutkan pembahasanku pada blog minggu lalu yang berjudul Karakteristik Peserta didik tingkat atau jenjang sekolah dasar (SD), lebih tepatnya laporan baca sih sahabat hehe... Pada kali ini aku akan membahas Karakteristik peserta didik jenjang Sekolah Menengah Pertama atau peserta didik SMP/MTS terlebih dahulu, Apakah kalian tau karakteristik siswa/siswi SMP/MTS itu seperti apa? Yuk sahabat di simak pembahasanku dibawah ini....

Pasti ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Menengah Pertama atau jenjang MTS ini yang perlu diketahui oleh para guru-guru atau pun calon pendidik seperti diriku hehe, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Menengah Pertama/MTS tepat nya.

Siswa jenjang SMP/MTs secara ilmiah memiliki karakteristik yang sangat berbeda-beda disetiap siswa/siswi nya. Ragam karakteristik peserta didik mempengaruhi bagaimana hasil implementasi desain pembelajaran yang telah dirancang oleh pendidiK. Untuk itu, mengenal karakteristik peserta didik sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Namun, karakteristik peserta didik secara umum dapat dilihat dari masa perkembangannya.

Peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) termasuk kedalam kelompok remaja. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria (Mohamad Ali, 2012:9). Remaja berasal dari kata adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya adalah tumbuh untuk mencapai kematangan yaitu mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Menurut Piaget dalam Mohamad Ali (2012:9) secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Masa remaja sering disebut sebagai masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Menurut Laurence Steinberg dalam Syamsul Yusuf, dkk (2012:78) ada tiga perubahan fundamental pada masa remaja yaitu sebagai berikut

a)     Biologis, seperti mulai matangnya alat reproduksi, tumbuhnya buah dada pada wanita, dan tumbuhnya kumis pada anak pria.

b)     Kognisi, yaitu kemapuan untuk memikirkan konsep-konsep yang abstrak (seperti persaudaraan, demokrasi, dan moral), dan mampu berfikir hipotesis (mampu memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi berdasarkan pengalamannya).

c)     Sosial, yaitu perubahan dalam status sosial yang memungkinkan remaja (khususnya remaja akhir) masuk ke peran-peran atau aktivitas-aktivitas baru, seperti bekerja, atau menikah.

Untuk memahami masa remaja ini, ada beberapa paparan dari beberapa ahli (Syamsul Yusuf, 2012 :78) :

a)     Aristoteles, berpendapat bahwa aspek terpenting masa remaja adalah kemampuannya untuk memilih sebagai tanda kematangannya.

b)     J.J. Rousseau, berpendapat bahwa bahwa pada tahap 15-20 tahun, individu sudah matang emosinya, dan dapat mengubah selfishness (memerhatikn atau mementingkan diri sendiri) ke interest in other (memerhatikan orang lain).

c)     Margareth Mead, berpendapat bahwa hakikat dasar adolosens bukanlah biologis melainkan sosial budaya.

d)     Jacqueline Lerner dkk. Berpendapat bahwa remaja memiliki lima karakteristik positif, yaitu (a) Competence, remaja memiliki persepsi positif terhadap aspek sosial, akademik, fisik, karier, dan sebagainya; (b) Confidence, remaja memiliki keyakinan dan sikap positif; (c) Connectionce, remaja memiliki hubungan positif dengan orang lain seperti dengan keluarga, teman sebaya, guru, dan yang lainnya dalam kehidupan masyarakat; (d) Character, remaja memiliki sikap respek terhadap peranan sosial, memahami benar salah atau baik-buruk, dan memiliki integritas; dan (e) Caring/compassion, remaja menunjukan perhatian emosional terhadap oranglain, terutama pada saat mereka sedang berada dalam keadaan dukacita (distress).

Menurut Jean Jacdves Rovsseav perkembangan dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam lima tahap (Baharudin, 2009 : 106) :

a)     Tahap masa bayi : sejak lahir-2tahhun. Tahap ini perkembangan pribadi didominasi oleh perasaan. Perasaan senang atau tidak senang menguasai anak bayi sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaannya. Perasaan ini tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap stimulasi lingkungannya.

b) Tahap perkembangan pada masa anak-anak: 2-12 tahun. Dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak dimulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat didominasi oleh pengamatannya.

c)     Tahap pada masa pra-adolosen: 12-15 tahun. Pada tahap ini, perkembangan fungsi penalaran itelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya pertumbuhan sistem syaraf serta fungsi pikirannya, anak mulai berfikir kritis dalam menanggapi sesuatu ide atau pengetahuan orang lain. dengan pikirannya yang berkembang, anak mulai belajar menemukan tujuan-tujuan serta keinginan-keinginan yang dianggap sesuai baginya untuk memperoleh kebahagiaan.

d)     Perkembangan masa adolosens: 15-20 tahun. Tahap perkembangan kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat. Keadaan ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain yang berlainan jenis kelamin.

e) Tahap perkembangan diri: setelah umur 20 tahun. Tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan pribadi, yaitu perumusan keinginan pribadi, keinginan kelompok, dan perumusan keinginan masyarakat. Realisasi setiap keinginan ini menggunakan fungsi penalaran sehingga orang dalam masa perkembangan ini mulai mampu melakukan self direction and self control. Dengan dua kemampuan ini, manusia tumbuh dan berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

Masa remaja sering disebut dengan masa mencari jati diri, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa kehidupan orang dewasa (Mohamad Ali, 2012:16). Jika dilihat dari segi fisiknya masa remaja bukanlah anak-anak lagi, tetapi mereka juga belum bisa diperlakukan selayaknya orang dewasa, karena belum menunjukan sikap kedewasaannya.

Ada beberapa sikap yang sering ditunjukan oleh remaja yaitu sebagai berikut (Mohamad Ali, 2012:16-17):

1)     Kegelisahan. Pada masa remaja, mereka memiliki banyak sekali idealisme, anganangan atau keinginan yang hendak diwujudkan dimasa yang akan datang, akan tetapi mereka belum memiliki kemampuan sedemikian halnya orang dewasa.

2) Pertentangan. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis untuk melepaskan diri dari orang tua dan perasaan yang masih belum mampu untuk mandiri.

3) Mengkhayal, Salah satu cara untuk menyalurkan keinginan mereka yang tidak tersampaikan adalah dengan cara mengkhayal. ini dikarenakan untuk mewujudkan keinginan mereka diperlukan biaya yang banyak, oleh karena itu yang dapat mereka lakukan adalah mengkhayalnya.

4)  Aktivitas berkelompok. Beragam keinginan remaja seringkali tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala, dan yang paling sering terjadi adalah kendala biaya dan larangan dari orang tua. Kebanyakan para remaja menemukan jalan keluar dengan cara mereka berkumul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.

5)  Keinginan Mencoba Segla Sesuat. Pada umumnya masa remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi maka mereka cenderung ingin mencoba hal-hal baru.

Selanjutnya, menurut john Amos Comenius perkembangan manusia terdiri dari 5 tahap (Baharuddin, 2009 : 108) :

a)     Enam tahun pertama, yaitu tahap perkembangan fungsi pengindraan yang memungkinkan anak mulai mengenal lingkungannnya;

b)     Tahap enam tahun kedua, yaitu tahap perkembangan fungsi ingatannya dan imajinasi individu yang memungkinkan anak mampu menggunakan fungsi intelektualnya dalam usaha mengenal dan menganalisis lingkungan;

c)     Tahap enam tahun ketinga, yaitu tahap perkembangan fungsi intelektualnya yang memungkinkan anak mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungn-hubungan antar variabel di dalam lingkungannya;

d)     Tahap enam tahun keempat, yaitu tahap perkembangan fungsi kemampuan berdikari;

e)     Tahap kematangan pribadi.

Dari sekian banyak panjelasan yang telah disebutkan dapat ditarik kesimpulan bahwa, karakteristik individu pada masa usia remaja khususnya untuk peserta didik kelas VII SMP memang berbeda-beda satu sama lain. Namun, pada umumnya mereka memiliki karakter yang sama dari segi cara berfikir, emosional, perilaku, dan lain-lain. Karakter tersebut biasanya terbentuk karena tingkat kematangan mereka. Pada usia sekolah jenjang SMP kelas VII yaitu sekitar 12-13 tahun, anak sudah mulai berfikir abstrak. Artinya, mereka dapat membuat kesimpulan dalam kejadian-kejadian yang dialaminya.

Akan tetapi, mereka juga masih seperti anak-anak yang mesih menyukai dunia bermain, karena pada tahap perkembangannya mereka termasuk kedalam masa peralihan yaitu dari masa anak-anak menuju remaja awal. Oleh karena itu, multimedia yang dikembangkan memiliki sifat interaktif dengan menggunakan komputer sebagai media presentasinya dan memiliki tampilan dengan animasi yang membuat peserta didik tertarik dan tidak membosankan.

Mungkin hanya ini yang dapat aku sampaikan terkait karakteristik peserta didik di jenjang Sekolah Menengah Pertama/MTS ini, Terima kasih atas kunjungan kalian blog ku. Pada minggu selanjutnya aku akan melanjutkan pembahasan mengenai karakteristik peserta didik lagi atau bertema yang lain ni sahabat hehe.... Kunjungi terus ya blog ku akan ada hal yang menarik lainnya....

Mohon maaf jika terdapat salah kata baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sekian dari saya selaku penulis Wassalamu’alaikum Wr. Wb

 

 

Sabtu, 09 April 2022

Karakteristik Peserta Didik Jenjang SD

 

Laporan Bacaan Karakteristik Peserta Didik 2

 

Nama

: Herni Arinda Putri

Nim   

: 12001239

Fakultas/Prodi

: Tarbiyah Dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Sahabat Blogger

Hai haii, Bagaimana kabar kalian pada hari ini? Ku harap baik-baik saja ya dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin ya rabbal a'alamin.

Baiklah kali ini aku akan melanjutkan pembahasanku pada blog minggu lalu yang berjudul Karakteristik Peserta didik lebih tepatnya laporan baca sih sahabat hehe... Pada kali ini aku akan membahas Karakteristik peserta didik jenjang Sekolah Dasar atau peserta didik Sekolah Dasar terlebih dahulu, Apakah kalian tau karakteristik siswa/siswi SD itu seperti apa? Yuk sahabat di simak pembahasanku dibawah ini....

Pasti ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar atau jenjang Sekolah Dasar ini yang perlu diketahui oleh para guru-guru atau pun calon pendidik seperti diriku hehe, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar tepat nya. Sebagai seorang pendidik atau guru haruslah dapat menerapkan metode pengajaran atau pembelajaran yang sesuai dengan keadaan yang dialami siswa/siswi nya. Maka sangatlah penting bagi seorang pendidik atau pun calon pendidik untuk mengetahui karakteristik siswanya.

Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik yaitu Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar atau Anak SD merupakan anak dengan katagori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Usia anak SD yang berkisar antara 6 – 12 tahun menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan :

1.     Perkembangan Fisik Siswa SD

Mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan tulang. Pada usia 10 tahun ini baik laki‐laki maupun perempuan tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah usia remaja yaitu 12 ‐13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki‐laki, menurut Sumantri dkk (2005). Maka dapat kita disimpulkan bahwa Usia masuk anak kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak-anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat, Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD, ¾ Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki‐laki dan perempuan kurang lebih sama. Kemudian sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki‐laki, ¾ Akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan Lebih kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai lonjakan pertumbuhan Pada usia sekitar 11 tahun. ¾ Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak Tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan Menstruasi pada umumnya dimulai pada usia 12‐13 tahun. Anak laki‐laki memasuki Masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13‐16 tahun. ¾ Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu Bereproduksi menjadi mampu bereproduksi.  Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan Ini. Anak pubertas awal (prepubertas) dan remaja pubertas akhir (postpubertas) Berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi Proporsi badan serta perkembangan ciri‐ciri seks primer dan sekunder.

Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata‐rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki‐laki. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan‐perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak yang sama usianya mulai mengalami pubertas.

2.     Perkembangan Psikososial

Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi Individu. J. Havighurst mengemukakan bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial.   Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah, keluarga, dan taman kanak‐kanaknya.  Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa”. Mereka merasa “saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap “I can do it my self”. Mereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas.  Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak menurut cara  yang dapat diterima lingkungan mereka. Dan mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih mudah menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk norma‐norma sosial dankesesuaian jenis‐jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak‐anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri. 

Maka dapat disimpulkan bahwa Karakteristik anak pada usia SD atau jenjang sekolah Dasar adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Sebab Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Mungkin hanya ini yang dapat aku sampaikan terkait karakteristik peserta didik di jenjang Sekolah Dasar, Terima kasih atas kunjungan kalian blog ku. Pada minggu selanjutnya aku akan melanjutkan pembahasan mengenai karakteristik peserta didik lagi atau bertema yang lain ni sahabat hehe.... Kunjungi terus ya blog ku akan ada hal yang menarik lainnya....

Mohon maaf jika terdapat salah kata baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sekian dari saya selaku penulis Wassalamu’alaikum Wr. Wb

 

 

Sabtu, 02 April 2022

Catatan Karakteristik Peserta didik 1

 

Laporan Bacaan Karakteristik Peserta Didik 1

Nama

: Herni Arinda Putri

Nim   

: 12001239

Fakultas/Prodi

:Tarbiyah Dan Ilmu keguruan/Pendidikan Agama Islam


Assalamu'alaikum sahabat blogger yang saya cintai. Bagaimana kabar kalian pada hari ini? Semoga baik-baik saja dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbala'lamin... 

Mengenai Karakteristik peserta didik, Menurut saya Karakteristik peserta didik itu merupakan karakter atau tingkah laku yang di miliki oleh setiap orang atau peserta didik, sebagai hasil bawaan sejak lahir dan dari lingkungannya masing-masing, sehingga menentukan aktivitas atau kualitas pencapaiannya. Sebagai seorang calon pendidik ataupun seorang pendidik dalam proses kegiatan pembelajaran baik melalui online atau pun tatap muka sacara langsung (offline), harus menguasai dan memahami karakteristik setiap peserta didik. Karena banyak manfaatnya ketika seorang pendidik dalam memahami dan mengenali karakter disetiap individu atau peserta didiknya.

Salah satu manfaat bagi seorang pendidik dalam memahami dan mengenali karakter peserta didiknya yaitu dalam proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan sangat efektif, memudahkan bagi seorang pendidik aau guru dalam menentukan sebuah konsep pembelajaran atau metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik dan mempermudah seorang guru dalam memberikan materi pembelajaran sehingga materi tersebut dapat di terima dengan mudah oleh peserta didik.

Setiap peserta didik ataupun setiap individu didalam kelas, pastilah memiliki sikap atau karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu seorang guru atau pun pendidik perlu mengelola dengan baik oleh peserta didik itu sendiri maupun oleh seorang guru tersebut, karena semakin baik siswa mengenal dirinya sendiri maka semakin mudah pula bagi seorang pendidik/guru untuk membantu mengarahkannya dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Namun sebaliknya jika dalam perbedaan tersebut tidak dikelola dengan baik oleh guru tersebut maka akan menimbulkan sebuah permasalahan dalam pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut.

Oleh karna itu bagi seorang guru juga perlu memahami dan mengetahui apa saja macam-macam karakteristik seperti: status sosialnya, kultural, etnik, minat peserta didik tersebut, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi disetiap peserta didik, perkembangan sosial, perkembangan moral, spiritual, dan perkembangan motorik. Maka dari itu seorang guru penting dalam memahami karakteristik peserta didiknya agar tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif, kondusif dan yang di inginkan.

Tujuan memahami karakteristik siawa yaitu untuk mengkondisikan apa yang harus di ajarkan dan bagaimana mengkondisikan siwa dalam belajar yang sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Di sisi lain semakin baik pemahaman seorang guru terhadap siswa, maka akan semakin baik menejemen kelasnya. Jadi pemahaman karakteristik siswa dapat membawa dampak positif bagi diri siswa itu sendiri maupun kepada seorang guru.

Jika seorang guru tidak memahami karakteristik peserta didiknya maka siswa atau peserta didik tersebut akan mengalami yang namanya kesulitan dalam memahami materi atau pelajaran yang di sampaikan oleh guru tersebut, dan dapat mengakibatkan atau memberi dampak untuk pertumbuhan, perkembangan, kemampuan atau potensi belajar peserta didik tersebut akan menjadi melemah.

Dalam proses memahami karakteristik disetiap peserta didik, seorang guru ataupun kita sebagai calon guru dapat memanfaatkan cara pendekatan dengan siswa seperti dengan memberikannya latihan soal, mengamati dan menganalisis siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung yang sedang berlangsung, memahami lingkungan disekitar peserta didik, membangun komunikasi dengan siswa tersebut dan orang tuanya, dan juga mengikut sertakan siswa dalam program yang di adakan di sekolah secara aktif sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki setiap peserta didik tersebut, untuk melatih karakteristik nya.

Selain berperan penting untuk rancangan pembelajaran, ada beberapa manfaat lain yang didapatkan dari menganalisis karakteristik peserta didik dalam kelas, yaitu: Mendapatkaan gambaran yang lengkap tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang optimal, dapat mengetahui jenis pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sehingga bisa memberikan materi secara tepat lewat contoh atau ilustrasi. Dengan begitu, mereka bisa lebih mudah menerima dan menyerap pengetahuan baru yang diberikan, Mengetahui latar belakang sosial dan budaya siswa, contohnya tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, atau dimensi kehidupan lainnya, agar bisa disesuaikan dengan metode pembelajaran yang efisiens, Mendapat informasi tentang tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmani maupun rohani, yang berpengaruh terhadap keberhasilan dan cara belajar mereka, Mengetahui aspirasi dan kebutuhan siswa sehingga dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih tepat, Pendidik juga dapat mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang sudah diperoleh siswa sebelumnya, dan yang terakhir dapat mengetahui sikap dan nilai yang ada dalam diri siswa, sebab hal ini dapat dijadikan pertimbangan untuk merencanakan pengajaran. Jadi, banyak sekali hal yang didapatkan oleh seorang pendidik maupun calon pendidik seperti saya, dari memahami karakteristik peserta didik tersebut.

Kondisi dan karakteristik peserta didik selalu mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor penyebabnya. Sebagai seorang guru harus sudah mengetahui karakteristik apa saja yang harus diperhatikan seperti, Karakteristik umum berkaitan dengan budaya, suku, agama, gender, dan latar belakang status sosial yang mempengaruhi sikap dan minat belajar siswa. Dengan memperhatikan karakteristik umum siswa, kita bisa merancang dan mengimplementasikan pelajaran bermakna yang menjawab kebutuhan unik setiap siswa.

Kemudian kemampuan awal merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum dimiliki peserta didik. Untuk mengetahuinya, kita bisa melakukannya secara informal lewat pertanyaan di kelas, atau lebih formal dengan memberikan tes. Hasilnya akan menentukan apakah siswa tersebut memiliki kompetensi yang diperlukan untuk mendapatkan atau mengetahui materi selanjutnya.

Dan terakhir gaya belajar yang mengacu pada ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana pandangan dan respon peserta didik pada berbagai stimulus yang diberikan. Ciri psikologis yang dimaksud adalah kekuatan dalam memberi persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya.

Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan terkait karakteristik peserta didik yang ada disetiap sekolah, Terima kasih atas kunjungan kalian blog saya. Mohon maaf jika terdapat salah kata baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Sekian dari saya selaku penulis Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Sistem Evaluasi

Laporan Baca   Nama : Herni Arinda Putri Nim    : 12001239 Fakultas/Prodi : Tar...